PuGnaToR
Pugnator like 1942663.gifFreedom to Palestine - just join to my Blog

Senin, 09 Mei 2011

Menerima Diri Sendiri

A. Pengertian Menerima Diri Sendiri
            Suatu sikap memandang, melihat sebagaimana adanya dan menerima secara baik disertai rasa percaya diri dan bangga, sambil terus berusaha demi kemajuan dirinya, dapat dikatakan adalah pengertian menerima diri sendiri.
Mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan atribut dalam hidup ini memang susah-susah, gampang. Coba perhatikan, berapa banyakkah orang memutuskan untuk menjadi trendsetter atau follower. Sebenarnya nggak ada masalah, mau menjadi trendsetter atau follower, karena ternyata ada sebagian orang yang memandang bahwa hidup ini adalah proses, ada juga yang memandang bahwa hidup haruslah “result oriented”, hasil harus real, nyata dan ada juga yang menggabungkan keduanya. Sepertinya tidak ada yang salah dengan pilihan-pilihan itu, bukankah inilah yang membuat cerita hidup jadi makin seru. Apapun pilihannya, semoga pilihan itu selalu mendekatkan kita pada sang pencipta.
Lalu apa hubungannya dengan mencintai diri sendiri?  Mencintai diri sendiri disini sebenarnya lebih dimaksudkan kepada penerimaan atas diri sendiri, atas keadaan/ kondisi, strenght and weakness, begitupun juga kejadian dan sejarah dalam hidup. Kita sebut saja self acceptance. Harapannya, dengan menerima diri kita sendiri sepenuhnya kita bisa selalu bersyukur kepada Sang Pencipta. Begitu luar biasanya perjalan hidup kita, sejak dari kandungan bunda hingga saat ini. Begitu Maha Pemurahnya Tuhan,  kita tidak dikasih PR,  besok bangun pagi kalau mau nafas, harus beli oksigen dimana,  juga sewaktu kita masih dikandungan, food supply selalu siap, 1 X 24 jam nonstop. Cerita hidup yang jatuh bangun seharusnyalah menjadi penyemangat pagi untuk lebih baik setiap harinya.
Self Acceptance akan menjadi obat buat yang kurang percaya diri, karena tahu bahwa setiap manusia punya strenght and weakness, itu juga berlaku buat dirinya sendiri. Self acceptance juga akan membuatnya bersahabat baik dengan dirinya sendiri, sehingga tidak perlu extra tenaga untuk “berperang” dengan diri sendiri karena merasa tidak pernah puas atas dirinya, atas hidupnya. Padahal masa lalu adalah sejarah. Berapa banyak diantara kita yang tiba-tiba jadi ahli sejarah? Kita muter-muter aja dengan sejarah masa lalu kita, seperti gasing yang diputer. Habis energi terkuras mikir yang mubazir. Padahal sejarah itu hari kemarin. Ada hari ini agar bisa lebih baik dari kemarin. Bukankah hidup bahagia sangat tergantung dari sudut mana kita memandang hidup itu sendiri? Seberapa besar usaha kita untuk mensyukurinya.

Ingatkah Anda ketika, berkaca di depan cermin, mengomentari diri sendiri dengan nada tidak puas. Setiap lekuk wajah, bentuk mata, ukuran hidung, bibir, jerawat di pipi, rasanya semua mengecewakan. Dan hari itu setelah selesai berkaca, rasanya kaki terasa berat untuk melangkah karena merasa tidak percaya diri, tidak PD dengan kondisi fisik yang dimiliki. Tidak bisa menerima kondisi diri seperti itu.
Mungkin saat ini pun Anda masih sering mencela atau mengkritik diri sendiri dengan nada tidak puas. Setiap pekerjaan rasanya tidak ada yang bagus, tidak ada yang baik, akhirnya penilaian terhadap diri sendiri menjadi buruk, penerimaan diri sendiri pun menjadi negatif. Akhirnya anda juga sering mencela atau mengkritik orang lain. Pujian menjadi hal yang ‘mahal’ untuk diucapkan kepada orang lain. 

Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri ? Tidak pernah puas dengan apa yang diperoleh dan dimilikinya ? Tidak pernah menghargai usahanya sendiri bahkan usaha orang lain ? Banyak kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit untuk menerima diri sendiri. Barangkali anda berasal dari keluarga dimana orang tua lebih sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Anda tumbuh menjadi orang yang tidak terbiasa untuk cepat puas, selalu merasa kurang, dan akhirnya sulit untuk menerima diri sendiri bila ada kekurangan di dalamnya. Apa pun kondisi anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang ingin maju dan berkembang, anda dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.
Orang yang sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi dirinya sendiri dengan bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri sendiri, biasanya adalah orang yang juga mampu untuk menerima orang lain apa adanya. Tidak memaksakan orang lain untuk melakukan yang diminta, menghargai usaha orang lain, bersikap hormat, tidak dikendalikan oleh ambisi yang tidak realistis, tidak terlalu banyak mengeluh, tidak mudah tersinggung, belajar mengendalikan kemarahan dengan benar, tidak terobsesi oleh masa lampau, serta tidak menuntut orang lain untuk memenuhi semua kebutuhannya. 
Coba periksa diri anda sendiri. Apakah anda menjawab “YA” untuk setiap kondisi berikut di bawah ini (“Seni Mengasihi Diri Sendiri”, Cecil G. Osborne, 2001) Semakin banyak anda menjawab “YA” untuk kondisi berikut ini, berarti anda belum memiliki penerimaan diri sendiri yang baik.
1. Apakah Anda dinilai terlalu sensitif oleh teman-teman atau keluarga ?
2. Apakah Anda suka berbantah ?
3. Apakah Anda suka mengecam ?
4. Apakah Anda tidak toleran terhadap orang lain ? Terhadap ide-ide mereka ?
5. Apakah Anda termasuk orang yang sangat mudah marah ?
6. Apakah Anda sulit memberi maaf ?
7. Apakah Anda cemburu buta ?
8. Apakah Anda pendengar yang tidak baik ?
9. Apakah Anda materialistis secara berlebihan ? Takut miskin ?
10. Apakah Anda sangat terpukau pada titel, gelar, kehormatan, dan pangkat ?
11. Apakah Anda orang yang tidak mau kalah ?
12. Apakah Anda sulit menerima pujian ?
Ada sebuah illustrasi. Seorang turis Amerika sedang mengunjungi sebuah puri kuno di Inggris bersama rombongan tur. Puri kuno tersebut memiliki hamparan rumput yang sangat luas dan sangat indah. Turis Amerika ini sedang mengagumi hamparan rumput tersebut. Kemudian ia menghampiri kepala kebun puri yang sedang bekerja di dekat situ. Ia bertanya kepada kepala kebun tersebut, “Bagaimana caranya kalian membuat hamparan rumput sebagus dan seindah ini ? Saya sangat mengagumi hamparan rumput yang hijau dan elok ini.” Jawab si kepala kebun, “ Ah Pak, biasa saja. Kami hanya menanam bibit rumput yang terbaik, memberi pupuk, menyiramnya, serta merawatnya selama 50 tahun...”
Menerima diri sendiri merupakan suatu proses yang harus diusahakan atau diperjuangkan. Butuh kerja keras untuk menerima diri apa adanya. Tujuannya adalah supaya memiliki pertumbuhan mental yang baik, mampu menerima orang lain apa adanya, menjalin relasi interpersonal yang lebih baik, serta dapat menikmati hidup. 



Bagaimana untuk bisa menerima diri sendiri ?
B. Cara Menerima Diri Sendiri
Kelebihan merupakan anugerah yang akan mengisi dan melengkapi kekurangan. Bermuhasabah akan senantiasa menumbuhkan kesadaran diri bahwa sejak awal terlahir pun kita tidak memiliki apa-apa. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (An-Nahl:78). Ayat ini mengingatkan kita bahwa kekurangan dan kelebihan patut kita syukuri. Bersyukur atas keadaan yang kita terima merupakan langkah utama untuk belajar menerima diri secara utuh.Tanpa mensyukuri dan menyadari kekurangan diri, kita tidak akan benar-benar mengerti kelebihan diri. Allah SWT menciptakan kekurangan agar kita selalu introspeksi, tidak takabur dan menyombongkan diri karena hanya Yang Maha Sempurna yang berhak memiliki segalanya.
Dalam syukur itu ada kesabaran. Untuk bisa menerima kekurangan, perlu kesabaran danpengertian. Kesabaran berarti ketulusan dalam berupaya dan berserah diri. Kita dan orang-orang yang kita sayangi tidak selalu bisa sejalan dengan keinginan dan tidak selalu bisa menyenangkan hati satu sama lain. Kekurangan diri tidak mungkin selalu bisa ditutupi dengan terus menonjolkan kelebihan diri. Kita terbatas dalam kemampuan dan tiada batas dalam keinginan, sehingga diperlukan pengertian dan kesabaran untuk memahami semua itu. Kita berhak untuk berubah, serta memperbaiki kekurangan diri sendiri dan orang lain, tetapi kita juga harus ingat untuk memaksimalkan kelebihan yang kita punya. Jangan sampai waktu dan energi terfokus untuk menambal dan menutupi kekurangan, sehingga kita lupa bahwa kita punya keistimewaan yang berguna. Pengertian berarti kita menerima apa adanya, kelebihan dan kekurangan diri kita dan orang lain tanpa memaksakan kehendak untuk mengubahnya, apalagi demi orang yang tidak mau belajar menerima kekurangan diri kita.
Pengertian akan tumbuh sejalan dengan rasa menghargai. Menghargai diri sendiri dan orang lain merupakan pengakuan bahwa ada sisi kelebihan yang bisa kita manfaatkan untuk membuat diri kita berguna, serta masih banyak orang lain yang melebihi kita dalam segala hal. Penghargaan yang tulus merupakan wujud penerimaan dan syukur atas apapun keadaan diri, sehingga kita dapat bersikap bijaksana, tidak merasa inferior dengan kekurangan diri, tidak underestimate terhadap kekurangan orang lain dan tidak dengki atas kelebihan orang lain.
Pengertian dan penghargaan kita atas diri sendiri dan orang lain bisa membuat kita menyadari hakikat kemanusiaan kita yakni selalu membutuhkan orang lain. Sebagai makhluksosial, kita tidak bisa menghindar dari kebutuhan berinteraksi dan berelasi dengan orang lain di sekeliling kita. Hidup itu untuk saling mengisi dan melengkapi karena kita tidak akan mampu hidup sendiri. Kekurangan yang kita miliki bisa dilengkapi dengan kelebihan orang lain, dan kelebihan yang kita punya dapat mengisi kekurangan orang lain. Dalam hubungan dengan pasangan, sahabat, kerabat atau rekan kerja, kesadaran akan saling membutuhkan ini merupakan energi untuk memahami dan menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jika kita renungi dan kita hayati, kekurangan diri merupakan alarm hati yang akan mengingatkan kita akan kematian. Dengan mengingat kematian, kita dapat membangkitkan kesadaran bahwa semua makhluk akan binasa, sehingga tidak hanya kekurangan yang melekat pada diri kita, tetapi kehancuran yang pasti suatu saat nanti.

Ada beberapa saran yang bisa Anda terapkan. Diharapkan Anda juga berusaha untuk mengembangkan cara-cara untuk menerima diri sendiri. 
1. Gunakan kacamata paradigma baru
Mulailah untuk memandang diri sendiri secara berbeda. Tidak lagi cepat menilai negatif pada diri sendiri. Beri kesempatan pada diri sendiri bahwa Anda layak untuk dihargai. Fokuskan diri pada sisi positif dan negatif secara berimbang. 

2. Tetapkan standar atau target yang realistis
Ada kalanya seseorang sulit untuk menerima diri sendiri karena kegagalan untuk meraih target atau standar yang ditetapkannya sendiri. Perlu dicermati, target atau standar yang ditetapkan itu terkadang tidak realistis, terlalu muluk-muluk sehingga sangat sulit untuk dicapai. Untuk orang-orang yang menaruh penghargaan diri sendiri berdasarkan prestasi semata, hal ini bisa sangat meruntuhkan rasa percaya diri. Tetapkanlah standar atau target yang realistis. Bila tidak tercapai, janganlah terlalu “down” atau merasa sangat kecewa hingga tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mencoba lagi. 
3. Lakukan sesuatu yang membuat Anda lebih menyukai diri Anda
Berdandan, berpakaian rapi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan aktivitas lain yg mampu menimbulkan perasaan “betapa berharganya aku”.
4. Beri pujian pada orang lain dan diri sendiri
Dengan melakukan hal ini anda akan menghargai diri anda sendiri dan juga orang lain. 
5. Gunakan kata-kata yang positif pada diri sendiri
Misalnya ketika anda diserahkan tanggung jawab untuk mengerjakan proyek tertentu, katakan pada diri sendiri bahwa, ”Saya mampu dan bisa mengerjakan tugas ini dengan baik.”


6. Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki
Orang yang bersyukur dengan keberadaan dirinya biasanya lebih mudah untuk menerima dirinya sendiri. Ia juga tidak mudah untuk marah, tidak mudah tersinggung, dan mampu memberi bagi orang lain.
7. Galilah Potensi Diri
Menggali potensi diri, dengan cara selalu belajar, meningkatkan kemampuan diri dan memanfaatkan kesempatam-kesempatan serta peluang-peluang yang ada.
8. Luangkanlah waktu bersama dengan orang lain
Dalam hal ini dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam hal-hal yang positif.
9. Membaca
Membaca buku-buku pengembangan diri, karena pengembangan diri adalah proses seumur hidup.

”Selalu ada kesempatan untuk orang yang mau merubah dirinya”









C. Tanda-tanda Menerima Diri Sendiri

Dalam hidup sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan atau anjuran untuk menerima diri sendiri apa adanya, siapapun kita, anjuran ini terdengar indah, namun kadang sukar untuk dilakukan.
Menerima diri sendiri adalah ketika kita bisa menyadari bahwa setiap mahluk memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan diri kita. Selama kita hanya melihat diri kita ada kelebihan dan tidak memiliki kekurangan, maka kita akan menjadi sombong, dan ini hasil dari ketidakjujuran. Sebaliknya, kalau kita menjadi minder, karena merasa bahwa diri kita ini hanya ada kekurangan, dan sedikit mempunyai kelebihan, maka itu juga bagian dari ketidakjujuran. Orang yang menyadari keseimbangan kelebihan dan kekurangannya sendiri, maka dia akan memiliki batin yang seimbang pula, dan akan lebih percaya diri, dan inilah hasil kejujuran pada diri sendiri.
Kalau kita sudah bisa melihat kelebihan dalam diri kita, maka kondisikanlah selalu kelebihan kita itu bisa terus muncul dan bahkan ditingkatkan, sehingga dengan bertambahnya waktu, kita pun akan semakin baik kualitas hidup maupun kualitas batinnya. 
Sebaliknya, kalau kita telah melihat kekurangan diri kita sendiri, maka kita pun hendaknya terus berusaha mengendalikan diri agar tidak mengkondisikan keburukan kita muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kelebihan yang kita miliki hendaknya terus ditingkatkan, sedangkan kekurangan yang dimiliki hendaknya terus diperbaiki. Maka dengan demikian, kita bukan hanya bisa menerima kekurangan dan kelebihan kita sendiri, namun, kita juga bisa memperbaiki kualitas diri kita sehingga semakin bertambah usia, semakin baik kualitas diri kita.
Menurut John Powell dalam bukunya “Happiness Is an Inside Job” menerima diri sendiri mengandung arti kepuasan yang penuh suka cita menjadi saya.

Tanda-tanda menerima diri sendiri itu bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Ada 10 tanda yang menurut John Powell tampak dalam diri orang-orang yang menerima diri mereka seperti apa adanya.
Dengan mengetahui tanda-tanda ini, kita bisa belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya, siapa pun kita, cantik atau jelek, pintar atau bodoh, atau biasa-biasa saja.

1. Selalu bahagia
Bahagia disini dalam pengertian tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Para ahli mengatakan, dengan membandingkan diri berarti matinya rasa kepuasan diri yang sejati.
Pada orang yang menerima diri apa adanya, tidak banyak hal yang membuatnya tidak bahagia. Jika ada orang yang mengkritik, orang yang menerima diri akan menganggap, bahwa itu adalah masukan yang berguna bagi pertumbuhan pribadinya. Dia akan berpandangan bahwa kritik yang sehat adalah sarana untuk memajukan diri sendiri menjadi pribadi yang lebih bijak dan berwawasan

2. Mudah bergaul dengan orang lain
Semakin besar rasa menerima diri sendiri, semakin senang kita berada di tengah orang lain karena kita merasa orang-orang itu juga menerima kita, dan senang bersama kita. Perasaan ini mambuat kita masuk ke ruang yang penuh orang dengan rasa percaya diri. Kita menganggap diri kita sebagai pemberian untuk diterima orang lain dan orang lain sebagai pemberian untuk kita terima dengan lemah lembut.
Tapi, disaat sendiri, orang yang menerima diri apa adanya juga tetap gembira. Keadaan yang tidak ada orang lain itu terasa damai dan tenteram baginya. Sebaliknya, bagi yang tidak menerima diri sendiri, keadaan sendiri itu berarti sepi dan menyedihkan. Orang yang sendiri, kesepian, kosong, akan mencari penangkal-penangkal kesepian.

3. Terbuka untuk dicintai dan dipuji
Kalau kita menerima eksistensi kita sendiri sebagai pribadi, maka kita seyogyanya juga berpikiran terbuka, tidak merasa curiga kalau seseorang dengan tulus memuji kita. Karena dalam hidup ini, kita semua belajar untuk mengatasi kelemahan2 diri sendiri, tapi sebaliknya juga terbuka untuk pujian atas kelebihan2 kita.

4. Mampu menjadi diri sendiri yang sejati
Jika kita benar-benar menerima diri sendiri apa adanya, kita akan memancarkan keunikan yang hanya dapat memancar dari penerimaan diri sejati. Dengan kata lain, sebelum mampu menjadi diri sendiri, kita harus bisa menerima diri sendiri dulu. Contohnya, jika kita mencintai atau mengagumi orang lain, maka kita akan bersikap tulus, menyampaikan kesukaan dan kekaguman secara wajar padanya. Kita tidak usah takut salah paham atau salah tafsir dengan ke-terus terangan kita

5. Mampu menerima saya yang saat ini, hari ini
Saya yang kemarin adalah sejarah. Saya yang hari esok belum diketahui. Saya terlepas dari masa lalu. Saya adalah siapa saya hari ini. Sekarang ini. Siapa saya dimasa lalu, termasuk semua kesalahan saya, sudah tidak penting.
Mengingat secara terus menerus kesalahan yang kita buat dimasa lampau hanya akan membuat kita menghakimi diri sendiri dengan keras.

6. Dapat menertawai diri sendiri dengan mudah
Terlalu serius dengan diri sendiri merupakan pertanda kita merasa tidak aman. Ada pepatah Cina kuno yang mengatakan, "Berbahagialah mereka yang dapat tertawa kepada diri mereka sendiri. Mereka tidak akan pernah berhenti dihibur." Orang yang mampu menertawai diri sendiri akan bisa menerima dan mengakui kelemahan dan kebodohanya.

7. Mampu mengenali dan mengurusi kebutuhan-kebutuhannya sendiri
Orang yang menerima dirinya sendiri mengenal kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual. Mengabaikan kebutuhan diri sendiri adalah langkah bunuh diri. Kita bisa mengenali kebutuhan diri sendiri kalau kita mencintai dan sayang pada diri sendiri. Rasa sayang ini akan membuat kita juga mampu menyayangi dan menghormati orang lain secara wajar.
8. Mampu menentukan nasib sendiri
Orang yang menerima diri sendiri mengambil petunjuk dari dalam dirinya sendiri. Bukan dari orang lain. Jika kita benar-benar bergembira dengan diri sendiri, kita akan melakukan apa saja yang kita pikir baik dan selaras. Bukan menurut apa yang dikatakan atau dipikirkan orang lain. “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d 11).

9. Bisa berhubungan dengan kenyataan
Sikap menerima diri sendiri membuat kita tidak suka melamun atau mengkhayalkan seandainya hidup kita seperti orang lain. Kita menerima dengan tabah kenyataan-kenyataan dalam hidup ini dengan tetap berpegang pada logika kita

10. Bersikap tegas
Orang yang menerima dirinya sendiri tegas dalam menyatakan sesuatu. Kita dengan tegas menyatakan hak2 kita untuk dipandang secara serius. Hak untuk berpikir dan memilih. Kita juga tidak merasa terpaksa mengalah atau terpaksa menjadi penolong orang yang tidak berdaya. Banyak orang enggan bersikap tegas karena takut keliru. Kita pendam semua pendapat dan keinginan kita. Menerima diri dengan gembira menantang kita bersikap tegas dalam menyatakan sesuatu. Menghormati diri sendiri. Menyatakan diri secara tulus dan berani bersikap terbuka.








D. Manfaat Menerima Diri Sendiri 
1.    Kita merasa senang terhadap diri sendiri, kita merasa lebih sehat, lebih semangat dan sepertinya tidak banyak masalah dan beban hidup yang harus kita tanggung.
2.     Kita merasa sangat berharga, atau sekurang-kurangnya kita sama dan sejajar dengan orang lain, disamping dari segala aspek kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang kita miliki.
3.     Menerima diri berarti menerima kelebihan dan kekurangan serta kekuatan yang kita miliki, namun bukan berarti dengan kekurangan yang kita miliki menjadi penghalang untuk maju, justru kekurangan tersebut dapat kita jadikan sebagai penyemangat agar kekurangan tersebut dapt kita tutupi atau kita kurangi seminimal mungkin.
4.     Orang yang berhasil menerima dirinya, akan mempu melaksanakan pekerjaan sebaik orang lain, atau bahkan lebih. Karena ada keyakinan dalam dirinya.
5.    Dengan berhasil menerima diri sendiri, berarti kita telah berdamai dengan diri sendiri.
6.    Jika saya mampu menerima diri sendiri, maka saya akan mampu menerima orang lain.
Secara lebih lengkap manfaat-manfaat dari pengungkapan diri dapat disebutkan sebagai berikut:

Ø Menerima Diri Sendiri (self-acceptance). Dalam proses pemberian informasi kepada orang lain, anda akan lebih jelas dalam menilai kebutuhan, perasaan, dan hal psikologis dalam diri anda. Selain itu, orang lain akan membantu anda dalam memahami diri anda sendiri, melalui berbagai masukan yang diberikan, terutama jika hal itu dilakukan dengan penuh empati dan jujur. Jika orang lain dapat menerima anda maka kemungkinan besar anda pun dapat menerima diri anda.

Ø Membangun hubungan yang lebih dekat dan mendalam, saling membantu dan lebih berarti bagi kedua belah pihak. Keterbukaan merupakan suatu hubungan timbal balik, semakin anda terbuka pada orang lain maka orang lain akan berbuat hal yang sama. Dari keterbukaan tersebut maka akan timbul kepercayaan dari kedua pihak sehingga akhirnya akan terjalin hubungan persahabatan yang sejati.

Ø Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi yang memungkinkan seseorang untuk menginformasikan suatu hal kepada orang lain secara jelas dan lengkap tentang bagaimana ia memandang suatu situasi, bagaimana perasaannya tentang hal tersebut, apa yang terjadi, dan apa yang diharapkan.

Ø Memecahkan berbagai konflik dan masalah interpersonal. Jika orang lain mengetahui kebutuhan anda, ketakutan, rasa frustrasi anda, dsb, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk bersimpati atau memberikan bantuan sehingga sesuai dengan apa yang anda harapkan.

Ø Memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan. Harap diingat bahwa untuk menyimpan suatu rahasia dibutuhkan energi yang besar dan dalam kondisi demikian seseorang akan lebih cepat marah, tegang, pendiam dan tidak riang. Dengan berbagi informasi hal-hal tersebut akan hilang atau berkurang dengan sendirinya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentar lah dengan kritik dan saran yg BIJAK
sesuai dan beradab,

*:::_Bahasa Menggambarkan Bangsa_::*