PuGnaToR
Pugnator like 1942663.gifFreedom to Palestine - just join to my Blog

Kamis, 12 Mei 2011

IMAN


ان تؤ من با الله , وملا ئكته , وكتبه , ورسله , واليوم الاخير , وتؤ من بالقد ر خيره و شر ه




“Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman kepada qadar , yang baik dan yang buruk.”
(HR.Bukhari dan Muslim dalam kitabul Iman)

KATA PENGANTAR
         
Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan rahmat ilmu, hidayah akal serta kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan IMAN dengan baik dan lancar.
Penyusunan makalah ini didasarkan oleh salah satu tugas PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  yang dibuat dalam bentuk makalah. Kami mengambil dari sumber tersebut dalam daftar pustaka dengan pengolahan seperlunya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan, oleh karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi pada tahap berikutnya. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, maupun bagi pembaca umumnya. Amin.






                        Bogor,....April 2011
                                                                                                                                                                                                                                                        Penulis
                                                            
                                   

DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Nama Kelompok.....................................................................................................       2
KATA PENGANTAR…………………………...................……………………..........…       3                             
DAFTAR ISI………………………………………………………..…………..........……       4
BAB   I   PENDAHULUAN......................………..............…………………....................       5                                             
BAB   II  PEMBAHASAN ….........……….........................……......………….....……...        6                              A. PENGERTIAN IMAN...................................................................................................        6
B. IMAN DAN RUKUN IMAN...........................................................................        8
C. IMAN KEPADA ALLAH................................................................................        8
D. IMAN KEPADA MALAIKAT......................................................................        10
E. IMAN KEPADA KITAB-KITAB...................................................................        11
F. IMAN KEPADA PARA ROSUL....................................................................        13
G. IMAN KEPADA HARI AKHIR.....................................................................        14
H. IMAN KEPADA TAKDIR.............................................................................        18
BAB   III   PENUTUP…………………………………............................……………….        19
DAFTAR PUSTAKA…......................................…………………...……………………        20









BAB   I  
PENDAHULUAN
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah  Yang Esa, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. Tidak ada yang berhak disembah kecuali hanya Dia. Shalawat dan salam kepada Nabi Saw, keluarga, para sahabat, dan pengikut Beliau higga hari kiamat.
Aqidah adalah simpul keyakinan mukmin, dasar pijakan agamanya, dan pondasi seluruh gerak amalnya.Akan kabur keyakinan seorang muslim manakala aqidah keimanannya tidak lagi memiliki buhul yang kuat. Akan labil agamanya ketika aqidahnya tidak kuat. Amalnya akan kehilangan landasan dan arah, bahkan tidak diterima ketika aqidahnya telah rusak.
Karena itu, setiap muslim perlu bertanya dan terus melakukan koreksi apakah aqidah (keyakinan)nya sudah benar atau tidak. apakah aqidahnya sudah bersih dan murni. Apakah aqidahnya sudah bersumber kepada Al-Quran dan sunnah Nabi Saw.
Maka dari itu, setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu dari buaian hingga memasuki liang lahat, baik itu laki-laki dan perempuan. Dalam makalah ini akan dibahas sebagian ilmu mengenai IMAN, karena keimanan merupakan pokok yang sangat penting bagi seorang muslim dan muslimah yang mengakui dirinya beriaman setelah mengikrarkan Syahadatain.
Semoga dengan ini kita bisa lebih paham lagi tentang iman dan kita bisa memperdalam lagi keimanan kita dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu-ilmu yang bermanfaat di dunia dan juga di akhirat kelak nantinya.









BAB   II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Iman
Iman menurut bahasa adalah membenarkan dan menunjukkan kerundukan dan pengakuan. Sedangkan menurut syara’ (istilah) iman adalah semua ketaatan lahir (perbuatan badanyang wajib maupun sunnah) dan batin (seperti perbuatan hati dengan pembenaran hati) singkatnya, iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan (mengikrarkan) dengan lisan, dan mengamalkan dengan angggota badan. apa yang terpatri dalam hati dan dibenarkan oleh perbuatan. Buahnya tampak jelas pada pelaksanaan  perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Apabila pengakuan tanpa diikuti amal, maka ia tidak berguna.
      Iman merupakan perkataan dan perbuatan;
Ø  Perkataan hati dan lisan.
Ø  Perbuatan hati, lisan, dan anggota badan.
Ø  Perkataan hati adalah pembenaran, pengakuan dan keyakinannya.
Ø  Perkataan lisan adalah ikrarnya dengan perbuatan, yakni mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengamalkan semua konsekuensinya.
Ø  perbuatan hati adalah niat, penyerahan, ikhlas, ketundukan, kecintaan, dan keinginan hati untuk beramal shalih.
Ø  peerbuatan lisan dan anggota badan adalah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.
“Iman tidak sah kecuali dengan perbuatan. Perkataan dan perbuatan tidak sah kecuali dengan niat. Perkataan, perbuatan dan niat tidak sah kecuali selaras dengan sunnah”. Allah telah menyebutkan sifat
orang-orang mukmin sejati di dalam Al-Quran. Yaitu orang-orang yang beriman dan mengamalkan pokok-pokok agama dan cabang-cabang yang mereka imani, lahir batin. Pengaruh iman ini terlihat pada aqidah, perkataan-perkataan, dn perbuatan-perbuatan mereka, baik lahir maupun batin. Allah Swt berfirman,
انما المؤمنون الذ ين اذا ذ كرالله وَجِلَتْ قُلُوبهمْ واءِ ذَ تلِيَتْ عليهم ءَايتُهُ, زادَتْهُمْ اءيِمنًا و على ربهِمْ يَتَوَكلون{} الذين يُقِيمون الصلوةَ وممّا رزقْنــهـم ينفقــون{} اُوْلـىِكَ همُ المؤمنوْنَ حقًّاً, لهمْ درجتٌ عند ربّهمْ ومغْفرةٌ ورزْقٌ كر يمٌ{}/مم،

            “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia.”(QS.Al-Anfal:2-4)
            Allah telah menyebut iman dan amal shalih secara beriringan di banyak ayat dalam Al-Quranul Karim. Allah berfirman:
ان الذين ءامنوا وعملوا الصىلحت كا نت لهم جنت  الفردوس نزلا
“sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih bagi mereka adalah Surga Firdaus yang menjadi tempat tinggal.”(QS.Al-Kahfi:107)



B.  IMAN DAN RUKUN-RUKUN IMAN

ان تؤ من با الله , وملا ئكته , وكتبه , ورسله , واليوم الاخير , وتؤ من با لقد ر خيره و شر ه
“Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman kepada qadar , yang baik dan yang buruk.” (HR.Bukhari dan Muslim dalam kitabul Iman)
     Iman adalah berdasarkan kepada enam rukun tersebut. Apabila satu rukun gugur, maka seseorang bukanlah mukmin sama sekali, karena ia tidak memiliki salah satu rukun iman. Iman tidak berdiri kecuali di atas semua rukunnya secara sempurna. Seperti sebuah bangunan, ia tidak akan tegak  kecuali di atas semua pondasinya.enam perkara ini dikenal dengan nama’rukun iman'. Maka, iman tidaklah sempurna kecuali apabila ia mencakupnya  secara keseluruhan dalam  pormat yang benar sesuai dengan tuntunan kitab dan sunah. Barangsiapa mengingkari salah satunya, maka dia bukanlah seorang mukmin.

1.      Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah Ta’ala adalah keyakinan yang kokoh terhadap wujud (keberadaan) Allah. Bahwa Allah mempunyai sifat-sifat sempurna dan agung, dan bahwa hanya Allah lah yang berhak untuk disembah. Hati meyakini hal itu dengan keyakinan yang pengaruhnya terlihat dalam tingkah laku seseorang, berupa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ini adalah dasar dan otak dari aqidah Islamm sebagi dasar utama. Semua rukun aqidah bersandar dan berinduk kepadanya.
Iman kepada Allah mengandung kepercayaan terhadap keesaan Allah dan bahwa Allah berhak untuk disembah, karena wujud-Nya tidak diragukan. Wujud-Nya telah telah ditunjukkan oleh fitrah, akal, syara, dan panca indara.
Termasuk iman kepada Allah Ta’ala adalah iman kepada keesaan-Nya, dan asma serta sifat-sifat-Nya, dengan mengakui, meyakini dan memahami tiga macam tauhid. Yaitu:
·         Tauhid Rububiyah.
·         Tauhid Uluhiyah.
·         Tauhid asma’ wa sifat.


1a. Tauhid Rububiayah
                        Artinya, keyakinan yang kokoh bahwa hanya Allah lah Rabb (Tuhan) dan pemilik segala sesuatu. Tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia lah Dzat Maha Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan dan mematikan. Termasuk juga iman kepada qadha dan qadar-Nya dan keesaan Dzat-Nya. Singkatnya, mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya.
الحمدلله رب العلمين
“segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”(QS.Al-Fatihah:1)
            2a. Tauhid Uluhiyah
                   Yaitu, mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba. Dinamakan juga tauhid ibadah, yang berarti keyakinan yang kokoh bahwa Allah adalah Tuhan yang haq (benar). Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Semua sesembahan selain Dia adalah batil. Setiap hamba wajib mengesakan-Nya dengan ibadah, ketundukan dan ketaatan yang mutlak. Dia tidak disekutukan dengan sesuatu apapun. Tak satu pun ibadah yang ditujukan kepada selain Dia (seperti shalat, puasa, zakat, haji, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, khauf, harapan, cinta dan ibadah-ibadah lain secara lahir maupun batin). Hendaknya Dia disembah dengan rasa cinta, takut dan harapan sekaligus, dan yang menyembah-Nya dengan sebagian saja adalah sesat. Allah berfirman:
ايا ك نعبد و ايا ك نستعين
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”(QS.Al-Fatihah:5)
وما خلقت الجن و الاءنس الا ليعبدون
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”(QS.Adz-Dzariyaat:56)
قل ان صلاتى ونسكى ومحيا ى و مما ني لله رب العلمين()  لا شريك له وبذ لك اُمرت و انا اوّل المسلمين
katakanlah, ‘sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.”(QS.Al-An’am:162-163)



            3a. Tauhid Asma dan Sifat
                        Artinya, keyakinan yang kuat bahwa Allah mempunyai asmaul husna (nama-nama yang sangat bagus) dan sifat-sifat yang mulia. Dia memiliki semua sifat kesempurnaan, tersucikan dari segala sifat kekurangan, dan hanyalah Allah yang mempunyai semua itu, bukan selain-Nya.
ليس كمثله شىءٌ و هو السّميع البصير
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS.Asy-Syura:11)
و لله الاً سما ء الحسنى فا د عو ه بها وذ روْا الذ ين يلحدو ن في اًسْمىِه سيجزَوْنَ ما كا نوا يعملون
“Hanya milik Allah asmaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.Al-A’raf:180)
2.   Iman Kepada Malaikat
Iman kepada Malaikat adalah mengimani keberadaan mereka dengan keimanan yang kuat, tidak tergoyahkan oleh keraguan dan kebimbangan. Allah berfirman:
ءامن الرسول بما انزل اليه من ربه والمؤمنون كل ءامن بل لله و ملىِكته وكتبه ورسله
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya, demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepda Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya.”(QS.Al-Baqarah:285)
Barang siapa mengingkari wujud Malaikat, maka ia telah sesat. berdasarkan firman Allah:
ومن يكفر با لله و ملـىـكته و كتبه ورسله واليوم الاخر فقد ضل ضللا بعيدا
“Barangsiapa kafir kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”(QS.An-Nisaa’:136)
Diantara malaikat yang wajib kita imani adalah Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu, Mikail yang bertugas membagi hujan, Israfil yang bertugas meniup sangkakala, Malaikat Israil yang bertugas mencabut nyawa, Malik penjaga Neraka, Ridwan penjaga Surga, dan dua Malaikat kubur yaitu Munkar dan Nankir. Mereka adalah hamba-hamba yang diciptakan oleh Allah dari Nur (cahaya). Mereka adalah zat-zat yang nyata, bukan perkara-perkara maknawi atau kekuatan tersembunyi. Mereka adalah salah satu makhluk Allah yang menempati langit. Mereka dekat kepada Allah, dimuliakan, tidak makan dan tidak minum.

3.   Iman Kepada Kitab-Kitab
Seorang muslim dan muslimah haruslah beriman dan meyaikini dengan pasti bahwa Allah telah menurunkan kepada Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab yang memuat perintah-Nya, larangan-Nya, ancaman-Nya dan apa yang diinginkan Allah dari hamba-hamba-Nya.Dalam kitab-kitab itu terdapat petunjuk dan cahaya. Allah berfirman:
ءامن الرسول بما انزل اليه من ربه والمؤمنون كل ءامن بالله وملئكته وكتبه ورسله
Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman, semua beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya.”(QS.Al-Baqarah:285)
الر, كتـب انزلنـه اليك لتخرج النا س من الظلمـت الى النور ناذن ربهم الئ صرط العزيز الحميد
“Alif Laam raa, Ini adalah Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izinTuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Terpuji.”(QS.Ibrahim:1)
Kitab-kitab itu adalah Taurat, Zabur, Injil, Al-Quran, suhuf Ibrahim dan Musa. Yang paling agung adalah Al-Quran, ia paling utama dan sebagai nasikh(penghapus) bagi yang lain.
Ketika Allah menurunkan Kitab-Kitab, kecuali Al-Quran. Allah tidak menjamin untuk menjaganya, akan tetapi Allah meminta para ahbar (para ahli ibadah) dan rabbaniyyin(para pendeta) untuk menjaganya. Namun mereka tidak menjaganya dan tidak melindunginya dengan sebaik-baiknya, maka terjadilah perubahan dan pergantian.
Al-Quranul Karim adalah kalam Rabbul a’lamin, Kitab-Nya yang nyata. Ia diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah, agar menjadi landasan ummat, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, membimbing mereka menuju kebenaran dan jalan yang lurus.
Didalam Al-Quran Allah menjelaskan tentang berita-berita orang-orang terdahulu dan orang-orang yang kemudian, tentang penciptaan langit dan bumi, penjelasan terperinci tentang halal haram, prinsip-prinsip adab, akhlak, hukum-hukum ibadah dan muamalat, sejarah para Nabi dan orang-orang kafir. Menyifati Surga sebagai negeri kaum muslimin dan menyifati Neraka sebagai negeri kaum kafirin. Allah menjadikan Al-Quran sebagai obat penyakit hati, penjelasan terhadap segala sesuatu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin. Allah berfirman “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”(QS.An-Nahl:89)
Semua wajib mengikuti dan menjadikan Al-Quran sebagai dasar hukum bersama sunnah yang shahih dari Nabi saw karena Allah mengutus Rasul-Nya kepada seluruh jin dan manusia untuk menjelaskan kepada mereka tentang apa yang diturunkan kepada mereka. Al-Quran tidak diturunkan sekaligus secara menyeluruh kepada Rasulullah saw, akan tetapi secara berangsur-angsur. Yakni, terpisah menurut kejadian-kejadian atau jawaban dari pertanyaan, atau berdasarkan situasi dan kondisi   selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Al-Quranul karim terdiri dari 114 surat, 86 surat diturunkan di Makkah dan 28 surat diturunkan di Madinah. Yang pertama dikenal dengan nama Makkiah dan yang kedua dikenal sebutan Madaniyah. Di dalam Al-Quran terdapat 29 surat yang diawali dengan huruf-huruf.
4.   Iman Kepada Para Rasul
Beriman kepada Rasul-rasul adalah kita mempercayai juga meyakini bahwa Allah telah mengutus para Rasul-Nya kepada manusia sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, serta penyeru kepada agama yang benar untuk memberi petunjuk.
رُسلا مبشر ين و منذ رين لئلا يكون للنا س علئ الله حجه بعد الرسل وكا ن الله عزيزا حكيما
“(Mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS.An-Nisaa’:165)
Allah telah mengutus para Rasul-rasul dan Nabi-nabi dalam jumlah yang besar. Di antara mereka ada yang Allah sebutkan di dalam Kitab-Nya atau melalui sabda Nabi-Nya. Dan ada pula yang Allah tidak memberitahukannya kepada kita.”dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu. Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu, dan diantara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu”(QS.Ghafir:78)
Nabi dan Rasul yang disebutkan namanya di dalam Al-Quran ada 25. Mereka adalah; Adam(bapak manusia), Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf,  Ayyub, Syua’ib, Musa, Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Muhammad saw (penutup para Nabi dan Rasul).

5.   Iman Kepada Hari Akhir
Artinya, keyakinan yang pasti dan pembenaran yang sempurna terhadap hari Kiamat dan mengimani semua perkara yang terjadi sesudah mati yang diberitahukan oleh Allah dalam kitab-Nya dan oleh Rasul-rasul-Nya, sehingga penduduk Surga masuk ke Surga dan penghuni Neraka masuk Neraka. kita tidak dapat mengetahui kapan terjadinya Hari Kiamat itu karena Hanya Allah lah yang tahu tentang kapan itu terjadi.
ان الله عنده  علم السا عه
Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat”(QS.Luqman:34)
Apabila Allah merahasiakan waktu datangnya hari Kiamat dari hamba-hamba-Nya, maka tidak demikian dengan tanda-tandanya. Allah telah meletakkan tanda-tanda yang menunjukkan dekatnya hari Kiamat. Kita sebagai seorang Mukmin haruslah beriman kepada semua kejadian yang merupakan tanda-tanda Kiamat Shughra (kecil) maupun Kubra (besar). Sebagian tanda terjadinya Kiamat:
Tanda-tanda kiamat shughra
Adalah tanda-tanda yang mendahului Kiamat jauh-jauh hari. Ia termasuk perkara biasa. Sebagian diantaranya bisa muncul bersamaan dengan tanda-tanda Kiamat Kubra, tanda-tanda Kiamat shughra sangatlah banyak, diantaranya:
·         Diutusnya Nabi Muhammad saw, ditutupnya kenabian dan kerasulan olehnya. wafatnya beliau, penaklukan Baitul Maqdis, munculnya finah-fitnah, pengikutan terhadap tradisi Yahudi dan Nasrani, serta munculnya para pendusta dan pengaku Nabi.
·         Diletakkannya hadis-hadis palsu atas nama Rasul saw, ditolaknya sunnah Beliau, banyaknya kebohongan, diangkatnya ilmu, munculnya kebodohan dan kerusakan, matinya orang-orang shalih, terbukanya tali simpul Islam satu demi satu, berkumpulnya umat-umat memusuhi umat Muhammad saw lalu Islam dan pengikutnya menjadi asing.
·         Banyaknya pembunuhan, mengharap kematian karena beratnya ujian,banyaknya kematian secara mendadak dan kematian akibat gempa dan penyakit, menipisnya jumlah kaum lelaki, banyaknya jumlah kaum wanita, munculnya wanita-wanita bepakaian tetapi telanjang, merebaknya zina di jalan-jalan, dan munculnya penguasa yang zholim.
·         Disia-siakannya amanat, urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, hamba sahaya wanita melahirkan majikannya, saling berlomba meninggikan bangunan, berubahnya zaman hingga disembahlah berhala-berhala, dan munculnya kesyirikan pada umat.
·         Mengucapkan salam hanya kepada orang yang dikenal, beredarnya harta melimpah ditangan manusia tetapi tanpa disyukuri, banyaknya sumpah palsu, membenci dan memusuhi, diputuskannya siaturrahim, dan buruknya bertetangga, meremehkan sunnah yang dianjurkan Islam, dan kebenaran mimpi seorang mukmin.
·         Ditaklukkannya Roma sebagaimana Konstantinopel telah ditaklukkan, dan masih banyak lagi tanda-tanda Kiamat shughra yang termaktub dalam hadis-hadis shahih.

Tanda-tanda Kiamat Kubra
Inilah tanda-tanda yang menunjukkan dekatnya Kiamat. Apabila ia muncul maka Kiamat datang tidak lama sesudahnya.
·         Munculnya Mahdi, Dia adalah Muhammad bin Abdullah dari kalangan Ahlul Bait Nabi saw. Dia muncul dari timur, berkuasa selama 7 tahun, menaungi bumi dengan keadilan dan ketentraman setalah sebelumnya dinaungi kezhaliman dan kekacuan. Pada masanya, umat mendapatkan nikmat yang belum pernah mereka rasakan. Bumi menumbuhkan pohon-pohon, langit mencurahkan airnya, dan harta dibagi-bagi tanpa batas.
·         Munculnya Almasih Dajjal. Turunnya Isa bin Maryam as. dari menara putih sebelah timur Damaskus (Syam). Ia berhukum kepada syariat Muhammad saw dan mengamalkannya. Ia membunuh Dajjal, memerintah di bumi dengan Islam. Ia turun bersama Thaifah Mansurah (kelompok yang tertolong) yang berjihad diatas kebenaran. Mereka bersatu memerangi Dajjal. Ia turun pada saat masuk waktu shalat dan Ia pun shalat di belakang Amir (pemimpin) kelompok tersebut.
·         Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, munculnya tiga penenggelaman di timur, barat dan jazirah Arab. Keluarnya dukhan (asap), terbitnya matahari dari barat, keluarnya binatang bumi yang melata dan bisa berbicara kepada manusia, serta munculnya apai yang menggiring manusia.
Beriman kepada yang ghaib yang terjadi sesudah mati yang diberitakan oleh Allah dan Rasulnya. Misalnya, sakaratul maut, datangnya malaikat maut, dan hari Pada saat akan terjadinya Kiamat kubro yaitu pada saat sangkakala akan ditiup dengan tiga kali tiupan.
·         pertama, Nafkhatul Faza’ (tiupan ketakutan).
·         kedua, Nafkhatus Sha’iq (tiupan kematian), yang karenanya alam semesta berubah tatanannya. Tiupan ini menyebabkan fana (kebinasaan) dan kematian, dan matilah siapapun yang diputuskan oleh Allah.
·         ketiga, Nafhatul Ba’ats (tiupan kebangkitan dan pengumpulan) dimana manusia bangkit dari kubur masing-masing untuk menghadap Rabbul ‘Alamin.
Dan bahwasanya Allah menghidupkan manusia dari kuburnya, lalu manusia bangkit kepada Rabbil ‘Alamin dalam keadaan tidak beralas kaki, tanpa penutup badan dan belum dikhitan. Matahari dedekatkan kepada mereka. Diantara mereka ada yang ditenggelamkan oleh keringatnya, dan orang yang pertama dibangkitkan dan dikeluarkan dari kuburnya adalah Nabi saw.
Pada hari yang besar tersebut manusia keluar dari kuburnya seperti belalang yang beterbangan. Mereka bergegas, datang dengan cepat untuk menjawab penyeru. Semua gerakan menjadi tenang, diliputi rasa diam yang menakutkan, dimana catatan-catatan amal dibeberkan. Maka terbukalah yang tersembunyi, tersingkaplah yang tertutup, dan terbongkarlah apa yang tersimpan di dada.
Hari perhitungan (yaumil mizan) yaitu hari dihitung atau ditimbangnya amal manusia dengan timbangan yang mempunyai dua daun timbangan. Amal-amal manusia ditimbang dengannya.
Hari pembagian (yaumul diwan) yaitu dibagikannya lembar catatan amal. Maka ada yang menerima catatannya dengan tangan kanan, ada pula yang menerimanya dengan tangan kiri atau dari belakang punggungnya.
Shirat (titian/jembatan) dibentangkan di atas Jahannam. Orang-orang Baik bisa melewatinya dan orang-orang yang Fajir (pendosa) tersungkur. Masing-masing melewatinya berdasarkan amalnya. Ada yang melewatinya seperti sekejap mata, ada yang melewatinya seperti kilat,
ada yang melewatinya seperti angin yang berhembus, ada yang melewatinya seperti kuda yang berlari, ada yang berlari, ada yang berjalan, ada yang merangkak, dan ada yang tersangkut lalu terlempar ke dalam Neraka Jahannam. Masing-masing tergantung pada amalnya. sehingga ia bersih dari dosa-dosa dan kesalahan–kesalahan. Barangsiapa yang telah melewati shirat , maka ia bersiap-siap masuk Surga. Apabila telah melewati Shirat, mereka akan berhenti di jembatan antara Surga dan Neraka, lalu mereka saling meng-qishas (perhitungan hak kewajiban di dunia antara sesama yang belum terselesaikan di dunia). Maka apabila mereka sudah benar-benar bersih dan suci, mereka pun diizinkan masuk Surga.
6.   Iman Kepada Takdir
Yaitu meyakini secara pasti bahwa semua kebaikan dan keburukan terjadi dengan keputusan dan takdir Allah,  dan bahwa Allah melakukan apa yang Dia inginkan. Segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya dan tidak keluar dari kehendaknya dan peraturan-Nya. Dia mengetahui semua yang terjadi, sebelum ia terjadi dan yang akan terjadi sejak zaman azali. Dia telah mentakdirkan takdir-takdir bagi semua yang ada sesuai dengan ilmu-Nya dan tututan hikmah-Nya. Dia mengetahui segala hal tentang hamba-hambanya, mengetahui rizki, ajal, dan perbuatan-perbuatan mereka dan yang lainnya.
Singkatnya Qadar ialah semua perkara yang telah diketahui oleh Ilmu Allah dan telah ditulis oleh pena dari perkara-perkara yang terjadi untuk selama-lamanya. Allah berfirman:
سنة الله في الذين خلوا من قبل و كا ن امرالله قدرا مقدورا
“(Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada Nabi-Nabi yang telah berlalu dahulu, dan adalah ketetapan itu sesuatu ketetapan yang pasti berlaku.”(QS.Al-Ahzab:38)

BAB III
PENUTUP
Segala puji bagi Allah dengan karunia-Nya segala kebaikan bisa terlaksana.
Bab penutup ini merangkum pokok-pokok pikiran terpenting. antara lain :
1.    Istilah “aqidah” di dalam terminologi umum bermakna sesuatu yang diyakini oleh manusia dan dipegang oleh hatinya, benar maupun salah.
2.    Aqidah Islam adalah kepercayaan yang mentap kepada Allah para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab suci-Nya, para Rasul-Nya, hari Akhir, Qadar yang baik dan buruk. Juga kepercayaan kepada seluruh muatan Al-Quran dan as-Sunnah yang berupa pokok-pokok agama dan berita-beritanya, serta apa saja yang disepakati oleh generasi Salafush Shalih, dan kepasrahan total kepada Allah Ta’ala dalam hal keputusan hukum, perintah, syara’, maupun takdir, serta ketundukan kepada Rasulullah saw dengan cara mematuhi dan mengikutinya.

Akhirnya, kita memuji Allah bahwa kita dijadikan-Nya sebagi bagian dari umat Rasul saw. Dan kita memohon kepada-Nya agar menyempurnakan nikmat dan karunia-Nya kepada kita.
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Semoga keselamatan senantiasa dilimpahkan kepada Rasul saw. beserta segenap keluarga dan sahabat juga para pengikutnya. Amin..


DAFTAR PUSTAKA
1.    Akhbar Al-Ahad fi Al-Hadits an-Nabawi, Syaikh DR.Abdullah bin Jibrin, Daar Thoybah, cetakan I, 1408 H/ 1987 M.
2.    Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari ,Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamad,1427 H/ 2006 M, Ringkasan Keyakinan Islam,Surabaya,Pustaka La Raiba Bima Amanta (eLBA).